Safety culture mengacu pada kumpulan nilai-nilai, norma, perilaku, dan keyakinan yang dianut oleh suatu organisasi atau kelompok dalam hubungannya dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam organisasi dengan budaya keselamatan yang baik, setiap individu di semua tingkatan hierarki diharapkan berpartisipasi aktif dalam memastikan lingkungan kerja yang aman dan menjaga kesehatan semua orang yang terlibat. Ini melibatkan komitmen bersama untuk mengidentifikasi, mengurangi, dan mencegah potensi bahaya dan risiko.

Budaya keselamatan mencakup aspek-aspek seperti:

1. Komitmen Pemimpin: Pemimpin organisasi yang mendukung dan memprioritaskan keselamatan sebagai nilai inti memberikan contoh yang baik bagi semua anggota tim.

2. Partisipasi Karyawan: Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk mengamati dan melaporkan situasi berpotensi berbahaya serta berkontribusi pada pemecahan masalah keselamatan.

3. Komunikasi Terbuka: Keterbukaan dalam berbicara tentang masalah keselamatan membantu dalam mengidentifikasi risiko dan menemukan solusi yang tepat.

4. Pelatihan dan Pendidikan: Mengedukasi karyawan tentang prosedur keselamatan, penggunaan peralatan, dan tindakan pencegahan penting dalam membangun budaya keselamatan yang kuat.

5. Responsif terhadap Insiden: Menggunakan insiden sebagai peluang untuk belajar dan meningkatkan sistem keselamatan, bukan mencari kambing hitam.

6. Penghargaan dan Pengakuan: Menghargai karyawan yang berkontribusi pada budaya keselamatan dapat meningkatkan motivasi untuk terlibat lebih lanjut.

Sumber: HSE (Health and Safety Executive). (n.d.). "Safety culture." Diakses dari: https://www.hse.gov.uk/safetyculture/index.htm