By Admin LSP KATIGA PASS
8 Desember 2025 11:09:43
Pentingnya pendekatan root cause analysis berbasis psikologi kerja, bukan hanya pelanggaran prosedur
Dalam banyak laporan kecelakaan kerja, satu penyebab yang paling sering muncul adalah human error. Istilah ini kerap digunakan sebagai kesimpulan akhir, seolah-olah kecelakaan terjadi semata-mata karena kelalaian pekerja. Akibatnya, solusi yang diterapkan hampir selalu sama: pekerja disalahkan, diberi sanksi, atau diingatkan agar “lebih patuh prosedur”. Pendekatan seperti ini sering gagal mencegah kecelakaan serupa terulang.
Di sinilah pentingnya memahami human factor. Investigasi kecelakaan kerja yang efektif tidak berhenti pada pelanggaran prosedur, tetapi menggali lebih dalam aspek psikologi kerja, kondisi manusia, dan sistem organisasi yang memengaruhi perilaku pekerja.
Human factor adalah kajian tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan pekerjaan, peralatan, lingkungan, dan sistem kerja, serta bagaimana interaksi tersebut memengaruhi keselamatan dan kinerja.
Dalam konteks kecelakaan kerja, human factor mencakup:
Kondisi fisik dan mental pekerja
Beban kerja dan tekanan waktu
Tingkat kelelahan dan stres
Pengalaman, kompetensi, dan persepsi risiko
Budaya kerja dan gaya kepemimpinan
Human factor bukan tentang mencari siapa yang salah, tetapi mengapa seseorang bertindak dengan cara tertentu pada saat kejadian.
Menjadikan pelanggaran prosedur sebagai akar masalah sering kali terlalu sederhana. Prosedur mungkin dilanggar, tetapi pertanyaan kuncinya adalah: mengapa prosedur tersebut tidak diikuti?
Beberapa kemungkinan yang sering ditemukan:
Prosedur terlalu kompleks atau tidak realistis di lapangan
Tekanan target membuat pekerja mengambil jalan pintas
Kurangnya pelatihan atau pemahaman prosedur
Kebiasaan kerja tidak aman yang sudah “dinormalisasi”
Pengawasan dan teladan yang lemah dari atasan
Tanpa menggali faktor-faktor ini, organisasi hanya memperbaiki permukaan masalah, bukan penyebab sejatinya.
Pendekatan root cause analysis (RCA) berbasis psikologi kerja berfokus pada faktor manusia sebagai bagian dari sistem.
Beberapa aspek kunci yang perlu dianalisis meliputi:
Jam kerja panjang, lembur berlebihan, dan kurangnya waktu istirahat secara signifikan menurunkan konsentrasi dan pengambilan keputusan. Banyak kecelakaan serius terjadi bukan karena kurangnya skill, tetapi karena pekerja berada dalam kondisi lelah ekstrem.
Pekerja yang terlalu sering terpapar bahaya tanpa insiden dapat mengalami risk normalization, yaitu menganggap risiko sebagai hal biasa. Ini membuat prosedur keselamatan dianggap berlebihan atau tidak penting.
Target tinggi, tekanan produksi, konflik dengan atasan, atau ketakutan terhadap sanksi dapat mendorong pekerja untuk mengabaikan keselamatan demi menyelesaikan pekerjaan lebih cepat.
Gangguan fokus, multitasking berlebihan, dan distraksi lingkungan kerja memengaruhi kemampuan otak dalam memproses informasi secara aman, terutama pada pekerjaan berisiko tinggi.
Kesalahan manusia jarang berdiri sendiri. Ia hampir selalu dipengaruhi oleh desain sistem kerja. Lingkungan yang buruk, alat yang tidak ergonomis, prosedur yang tidak aplikatif, dan budaya yang menomorsatukan produksi dibanding keselamatan, akan mendorong terjadinya kesalahan.
Pendekatan modern melihat kecelakaan sebagai kegagalan sistem, bukan semata kegagalan individu. Dengan sudut pandang ini, investigasi menjadi alat pembelajaran organisasi, bukan alat mencari kambing hitam.
Agar investigasi kecelakaan lebih efektif, beberapa langkah berikut perlu diterapkan:
Melibatkan ahli K3 yang memahami aspek psikologi kerja
Menggunakan pertanyaan terbuka saat wawancara, bukan interogatif
Mengkaji kondisi kerja sebelum kejadian, bukan hanya saat insiden
Menganalisis faktor organisasi, kepemimpinan, dan budaya kerja
Menghindari kesimpulan tunggal seperti “human error”
Hasil investigasi seharusnya menghasilkan rekomendasi yang menyentuh akar masalah, seperti perbaikan sistem kerja, pengaturan beban kerja, atau perubahan kebijakan.
Pendekatan investigasi berbasis human factor memberikan berbagai manfaat, antara lain:
Pencegahan kecelakaan berulang
Meningkatkan kepercayaan pekerja terhadap sistem K3
Membangun budaya pelaporan yang jujur
Mendorong perbaikan sistem secara berkelanjutan
Organisasi yang memahami human factor akan lebih siap menghadapi tantangan keselamatan di lingkungan kerja yang kompleks.
Investigasi kecelakaan kerja seharusnya tidak berhenti pada siapa yang melanggar prosedur, tetapi berlanjut pada mengapa kesalahan tersebut bisa terjadi. Human factor memberikan lensa yang lebih manusiawi dan realistis dalam memahami kecelakaan sebagai hasil interaksi antara manusia dan sistem kerja.
Dengan menerapkan root cause analysis berbasis psikologi kerja, perusahaan tidak hanya meningkatkan keselamatan, tetapi juga membangun budaya kerja yang adil, belajar dari kesalahan, dan berorientasi pada perbaikan jangka panjang.